Kisah Miris Mbah Sarani Yang Kelaparan Hingga Makan Kapuk Bantal

Kisah Miris Mbah Sarani Yang Kelaparan Hingga Makan Kapuk Bantal

Kisah miris dialami Mbah Sarani yang sempat kelaparan hingga makan kapuk bantal. Kakek yang kini berusia 74 tahun tersebut saat ini diketahui tinggal sendirian di Kampung Priuk, Serang, Banten.
Cerita miris yang dialami Mabah Sarani itu mulanya dibagikan oleh pengguna Facebook Sophia Imaliawati. Dalam unggahannya, ia menuturkan kondisi Mbah Sarani sangat mengenaskan. Bahkan, ia pun sering kelaparan dan hanya minum air saja.
Kakek tersebut pun diketahui tinggal sebatang kara. Adapun istrinya sudah sudah meninggal. Sementara dari pernikahannya, ia tidak memiliki anak.
Disebutkan, hanya Santijah (60) dan Bakriah (40) yang biasa merawat Mbah Sarani. Bahkan, dua orang tersebut sejatinya juga punya kehidupan yang pas-pasan. Kendati demikian, keduanya biasa membantu Mbah Sarani yang saat ini sudah kesulitan berjalan. Ia hanya bisa merangkak.
Bulan puasa lalu, Mbah Sarani mengalami masa yang sulit. Akibat pandemi virus corona, orang yang biasa memberinya makanan tidak lagi datang. Karena kelaparan, demi mengganjal perut, ia sampai nekat memakan kapuk dari isi bantal dan kasurnya.
Beberapa kali Mbah Sarani yang tak kuasa menahan lapar sampai harus merangkak keluar rumah. Ia berusaha keluar meminta makan kepada para tetangga. Hal itu membuat jari-jari dan lutut Mbah Sarani sampai berdarah lantaran merangkak di aspal.
Ketika masih sehat, diketahui Mbah Sarani merupakan penjual cobek. Namun, ia berhenti jualan setelah dirinya mengalami kecelakaan tertabrak motor. Akibatnya, pinggul Sarani bermasalah dan memaksanya untuk lebih sering berbaring di tempat tidur.
Sejak itu juga Mbah Sarani lebih banyak berkegiatan di kasur. Ia tak bisa mandi dan buang air besar sendiri. Beruntung masih ada nenek Santijah dan keponakan Sarani, Bakriah, yang sabar mengurus.
Santijah yang merupakan adik dari Mbah Sarani mengaku mereka mendapat bantuan sosial (bansos) dari pemerintah sebesar Rp 500 ribu. Namun, masih dalam proses pencairan. Terlepas dari itu, belum diketahui pasti terkait kebenaran cerita yang sempat ramai di media sosial

Iklan Atas Artikel

Copy

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel