Kisah Haru Seorang Guru Honorer dengan Gaji Rp 300 Ribu Perbulan yang Dihadiahi Sepatu dan Motor Baru oleh Ortu Siswanya.

 Kisah Haru Seorang Guru Honorer dengan Gaji Rp 300 Ribu Perbulan yang Dihadiahi Sepatu dan Motor Baru oleh Ortu Siswanya.

Sebuah kisah Panji Setiaji, guru honorer pakai sepatu bolong bergaji Rp 300 ribu per bulan menjadi viral di media sosial (medsos).Diketahui, guru honorer Panji Setiaji dihadiahi sepatu dan motor baru oleh murid, wali murid, hingga sejumlah relawan dan komunitas.Berikut kisah guru honorer Panji Setiaji, yang diketahui Panji Setiaji menangis dapat sepatu dan motor baru.

Nama Panji Setiaji mendadak jadi sorotan setelah videonya terima hadiah berupa sepatu dan motor baru, viral.Ya, Panji adalah sosok guru honorer bergaji Rp 300 ribu yang diberi hadiah tas, sepatu, hingga motor baru.Hadiah untuk Panji itu merupakan hasil donasi dari sejumlah relawan yang tergabung dalam komunitas Sahabat Kristiawan Peduli.

Pendiri Sahabat Kristiawan Peduli, Kristiawan Saputra mengungkapkan bagaimana ia berkenalan dengan Panji.Dalam wawancaranya dengan MetroTV, Kristiawan menyebut, Panji dikenal sebagai pegiat sosial di Sukabumi.Saat itu, Panji mampir ke kantornya dan bilang, motor kesayangannya mogok di depan kantor Kristiawan.

Keduanya sempat berbincang-bincang dan diketahuilah, Panji adalah seorang guru honorer dengan gaji sekitar Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribu per bulan.”Kebetulan komunitas kami mau mengangkat cerita guru honorer. Saya ngobrol dengan Panji, bagaimana jika kisah Panji kami angkat di film pendek saya,” kata Kristiawan.Keesokan hari, Kristiawan dan tim mendatangi rumah Panji yang berada di Kampung Ciserok RT 2 RW 6, Desa Pasirhalang, Kecamatan Sukaraja, Sukabumi.

Inilah Sosok Guru Honorer Bergaji Rp 300 Ribu yang Viral Setelah Dihadiahi Sepatu dan Motor Baru (INSTAGRAM/@kristiawansaputra1)Di sana, mereka melihat ‘pemandangan’ yang membuat banyak orang mengelus dada.”Saya lihat seragam, sepatunya sudah bolong, tasnya juga sudah robek,” ujar Kristiawan.Mantan manajer di sebuah perusahaan pelayaran itu lantas bertanya, kenapa Panji tetap memakai sepatu bolong.”Ibunya malah bilang, sepatu Panji ditambal dengan bekas sandal,” kata dia.”Panji juga bilang, bukan nggak mikirin sepatu atau tas, dia lebih mikir beli bensin untuk ngajar anak-anak, gajinya nggak seberapa,” tambah Kristiawan.

Dari niat semula ingin membuat film pendek, Kristiawan justru mengubah rencana itu dengan menggalang donasi untuk Panji.Donasi berbentuk reward tersebut diberikan kepada Panji lantaran mewakili kehidupan guru honorer di Indonesia.”Dengan keadaan seperti ini, gaji terbatas, sehingga beli sepatu saja, dia tidak mampu,” kata Kristiawan.

Kristiawan dan teman-temannya pun menggalang donasi untuk menghadiahi tas, sepatu, dan motor untuk Panji.”Karena motor Panji sering mogok dan mogoknya nggak cuma kehabisan bensin, tapi juga kehabisan oli karena dia sampai nggak bisa beli oli,” ujar pria berusia 41 tahun itu.Kristiawan kemudian menggalang donasi.Yang sedianya mengumpulkan 20 donatur untuk membeli motor baru, ternyata baru empat donatur sudah terkumpul dana bantuan untuk Panji.

Sementara itu, Panji mengatakan telah enam bulan menjadi guru honorer di SDN Babakan Kota Sukabumi.Sebelumnya, ia sempat mengajar di sebuah SMK dan Madrasah.Setiap bulan, Panji menerima gaji sebesar Rp 300 ribu.

Oleh Panji, gaji tersebut dipakainya untuk membeli BBM, kebutuhan makan sehari-hari, serta mengurus sang ibu yang tengah sakit.”Saya berpikir, walau gajinya nggak seberapa, saya tetap bertahan. Yang pertama, saya tidak melihat gaji, yang terpenting saya tetap bisa mentransfer ilmu kepada murid-murid.””Nggak peduli gaji seberapa pun, yang penting saya bisa mengajar,” kata dia.Bahkan, Panji mengaku pernah mendapat upah mengajar sebesar Rp 200 ribu dengan waktu mengajar Senin hingga Sabtu.

Ditanya apa alasannya tetap bertahan mengajar dengan gaji yang pas-pasan lantaran cita-citanya ingin menjadi guru dan PNS serta dorongan dari orang tua.Menurutnya, mengajar adalah pekerjaan yang mulia sekaligus sebagai bagian ibadah di jalan Allah.

“Apapun pekerjaannya, tidak memandang gaji, dijalani pekerjaan itu meski gaji Rp 300 ribu cukup untuk berangkat kerja setiap pagi, untuk beli bensin, da

Iklan Atas Artikel

Copy

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel