Polisi Rela Menjadi Pemulung Sampah Demi Harta yang Halal

Polisi Rela Menjadi Pemulung Sampah Demi Harta yang Halal

Polisi tidak selamanya identik dengan karakter pungli seperti yang mengena di masyarakat kita secara umum. Jika kita mau berbaik sangka dan mencari polisi jujur, meskipun jumlahnya tidak banyak, ternyata benar- benar ada dan bisa membuat kita merasa trenyuh.

Salah satunya adalah Bripka Seladi, yang merupakan salah seorang anggota Polres Kota Malang. Dalam kesehariannya, Bripka Seladi ini menampilkan gaya hidup yang sederhana dan patut menjadi teladan kita semua. Alih- alih menerima tukang suap atau pungli, dia memilih nyambi menjadi tukang sampah alias pemulung untuk mencari tambahan nafkah halal untuk keluarganya.

Anggota polisi yang sudah berusia 57 tahun ini mengambil job sebagai tukang sampah sebagai profesi sampingan agar dapat mencukupi kebutuhan keluarganya dengan nafkah yang halal. Meski baru diekspos baru- baru ini, Bripka Seladi mengaku sudah lama menjalankan profesi sampingan sebagai tukang sampah ini. Kurang lebih sudah selama 8 tahun polisi jujur ini ikut menjalankan profesi sampingan sebagai tukang pungut sampah.

Apakah profesi tukang sampah ini akan mengganggu karir utama Bripka Seladi sebagai seorang polisi? Menurutnya tidak. Apalagi setelah menjalani profesi ini dalam kurun waktu yang cukup lama. Bripka Seladi menegaskan bahwa profesi nya sebagai polisi sama sekali tidak terganggu dan polisi tetap lah merupakan profesi utamanya.

Meskipun bekerja di tempat yang selama ini identik sebagai ‘lahan basah’ di institusi kepolisian, Bripka Seladi mengaku tidak tergiur sedikitpun. Ia pun bercerita bahwa jika ada orang yang berupaya untuk menyuapnya, maka uang suap tersebut akan ia kembalikan. Tida ada niatan sedikitpun untuk menerima suap dan memberi makan keluarganya dengan uang haram.

“Kalaupun ada yang memberi di rumah, saya meminta kepada anak mengembalikan pemberian itu” ujar Bripka Seladi seperti dikutip dari Kompas.

Selain itu, profesi sampingan ini juga mendapatkan dukungan dari keluarga. Sang anak pun bahkan kerap ikut membantu sang ayah tanpa rasa canggung atau malu.

“Saya tidak minder memiliki ayah yang polisi, tetapi juga tukang rongsokan. Ini pekerjaan halal. Saya malah bangga karena ayah mengajari tentang kerja jujur,” , begitu kata Rizal, yang merupakan putra dari Bripka Seladi.

Di saat polisi mendapatkan image miring karena sering diidentikan dengan pungli dan suap, Rizal justru bangga karena sang ayah adalah contoh nyata dari masih adanya polisi jujur yang menjadi panutan teman- temannya dan masyarakat.

Dari profesinya sebagai pemulung atau tukang sampah ini, Bripka Seladi mengaku bisa mendulang uang kurang lebih Rp 25.000 – Rp 50.000. Tidak banyak, tapi ia yakin dengan harta halal ini hidupnya dan keluarganya akan menjadi lebih barokah.







Sumber Artikel:

Iklan Atas Artikel

Copy

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel