Cerita Yuda, Pemuda Berwajah Penuh Tato Ingin Hijrah dan Berdakwah

Cerita Yuda, Pemuda Berwajah Penuh Tato Ingin Hijrah dan Berdakwah




Sosok Ahmad Nur Kusuma Yuda (21) sering mencuri perhatian karena memiliki wajah penuh tato dan sekujur tubuhnya. Pemuda itu kini memutuskan hijrah dan ingin berdakwah hingga ke ujung timur Indonesia.
Kisah Yuda viral usai diunggah akun TikTok @terdalam. Saat ditelusuri detikcom, Yuda kini sehari-hari tinggal dan membantu di Masjid Jami Al-Istiqomah di Jalan Kusuma Wardani, Pleburan, Kota Semarang.
"Saya tinggal di sini sekarang, bantu-bantu bersih-bersih, azan, memang harus adaptasi, alhamdulilah di sini menerima saya," kata Yuda saat ditemui di Masjid Jami Al-Istiqomah, Semarang, Sabtu (10/1/2021).
Meski tampak garang karena wajah dan tubuhnya dipenuhi Tato, tutur kata Yuda justru terdengar lembut. Yuda mengawali kisahnya dengan bercerita tentang masa kecilnya yang dekat dengan kehidupan pesantren. Dia mengaku sudah menjadi santri sejak Taman Kanak-kanak.
"Pernah pesantren di Klaten, kemudian gempa di sana, pindah ke Tangerang, kemudian di Bogor 6 tahun, lulus SD pindah ke pesantren dakwah di Salatiga," ujarnya.
Saat di Salatiga ini jiwa remajanya mulai bergejolak dan dia memutuskan kabur dari pesantren. Kala itu, ayahnya sempat mengembalikan Yuda ke pesantren di Salatiga itu, namun karena tidak kuat dia memutuskan untuk memilih hidup di jalanan.
"Kabur ke jalan ikut ngamen kemudian rantau ke Jakarta, sampai ke Papua juga. Bisa sampai ke Papua itu kan kerja di kapal. Jadi ke Papua dua kali, yang kedua itu main ke sana karena sudah tahu caranya," cerita Yuda.
Tato pertamanya, kata Yuda, dimiliki sejak dia lulus SD. Tato itu berupa gambar tetesan air mata di dekat mata kanan dan kirinya.
"Tato di muka penuh ini maksudnya bio mekanik. Yang air mata ini pas lulus SD, katanya biar nggak sering nangis," ujarnya.
Sejak saat itu, Yuda mulai memenuhi tubuhnya dengan seni rajah tubuh itu. Tato berikutnya ada karakter Joker hingga Bunda Maria.
"Saya suka gambarnya. Yang Bunda Maria ini tato di Bali, di belakang ini ada tato Dajjal," ucapnya.
Selanjutnya cerita Yuda soal panggilan hijrah dan niatnya berdakwah...
Yuda pun mengaku memiliki panggilan untuk hijrah saat Ramadhan tahun lalu. Kala itu, dia mengaku merasa bosan karena tidak ada perubahan dalam hidupnya.
"Bosan aja di jalan lihat teman meninggal, meninggalnya lumayan parah juga. Banyak kejadian, sering berantem, hidupnya tidak bermanfaat bagi saya. Saya renungin dan telepon om saya, saya mau hijrah kembali ke jalan yang benar, walau keluarga belum menerima semua tapi saya usaha," jelas Yuda.
"Kita juga ingin punya keluarga, pekerjaan dan bahagiain orang tua, saya ingin hijrah," imbuhnya.
Yuda pun akhirnya memutuskan pergi ke Semarang karena ada ayah dan keluarganya. Dia pun mengaku prosesnya hijrah tak mudah dan kadang merasa tersakiti dengan cibiran orang lain. Namun, tekadnya sudah mantap sehingga dia pun bertahan.
"Dulu ada omongan, ngapain ke masjid, percuma salatnya tidak sah. Pernah ke masjid kan mendung, ah kamu bikin mendung, aja bikin hujan. Dalam hati ini, mau salat lagi, salat Jumat ujiannya diginiin. Saya tahu hidup penuh ujian dan rintangan, saya pendam aja," ujarnya.
Yuda berusaha tidak menggubris cibiran orang lain karena yakin ibadahnya adalah urusannya dengan Allah. Saat ini pun dia mengaku belum terpikir untuk menghapus tato di sekujur tubuhnya.
"Belum (belum ada niat hapus tato), mereka saksi masa jahiliyah saya," katanya.
Yuda pun kini memilih fokus memperdalam ilmu agamanya. Mengulang hafalan Al-Qur'an yang dulu sudah 24 juz. Dia pun bermimpi untuk berdakwah di wilayah Indonesia yang jauh.
"Ingin dakwah di Indonesia jauh seperti Papua atau NTT. Habis Lebaran tahun ini saya keluar 4 bulan (berdakwah). Sekarang ini memperbaiki bacaan Alquran saya dulu, mengulang hafalan yang sudah 24 Juz," ujar pemuda yang kini punya nama baru Sa'ad Al-Maliki, pemberian seorang ulama di Jawa Barat ini.




Sumber Artikel:

Iklan Atas Artikel

Copy

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel